ngeHITS di LANGIT






Pada suatu malam ketika kami sekeluarga sedang menuju sebuah toko dekat gedung imaroh kami , langit kota madinah tengah diselimuti awan gelap, tak lama kemudian turunlah hujan lumayan deras... Melihat langit sedemikian gelap, hati jadi  bertanya-tanya, akankah esok hari matahari muncul dari barat? kemudian ayat-ayat Allah menghilang dan pintu taubat sudah tertutup? 

 Allah SWT berfirman, “Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan Hari Kiamat (yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya. Maka apakah faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila Hari Kiamat sudah datang?” (QS. Muhammad: 18).


Rasulullah SAW bersabda  "Hari kiamat itu mempunyai tanda, bermulanya dengan tidak laris jualan di pasar, sedikit saja hujan dan begitu juga dengan tumbuh-tumbuhan. Ghibah menjadi-jadi dan merata-rata, memakan riba, banyaknya anak-anak zina, orang kaya diagung-agungkan, orang-orang fasik akan bersuara lantang di masjid, para ahli mungkar lebih banyak menonjol dari ahli haq." dimana banyak dari tanda-tanda tersebut telah terjadi.

 Lihat social media dipenuhi ghibah, Bahkan ummahat yang mengaku ber"ilmu" pun tak luput dari ghibah melalui status dan komen-komen yang mereka tulis entah secara langsung atau berupa sindiran. Rasanya mereka biasa saja membuka aib saudarinya untuk menjadi konsumsi publik. Banyak pula di antara mereka yang statusnya menggibahi suami , mertua dan atau orangtuanya sendiri.


Di indonesia Memakan riba sudah menjadi hal umum dan merata. Pun anak-anak zina hampir semua, mulai usia SD sampai usia-usia nikah, entah itu zina tangan, zina bibir ataupun zina kemaluan yang pasti hal ini sangat mudah ditemukan dimana-mana dan menjadi semacam trend yang harus diikuti. Kalau di madinah sendiri hampir tidak di temukan fenomena anak-anak zina apalagi di tempat-tempat umum.
 
Orang-orang fasik bersuara lantang di masjid mulai banyak di temukan, mulai dari profesor yang menyatakan jilbab tidak wajib bagi muslimah hingga maraknya ustadz-utadzah komersil yang dakwahnya sesuai pesanan.

Saat dunia tak ada lagi tempat bernaung. Saat tiap sudut sirna sudah sebagai tempat berlabuh. Dan tiap insan tak tahu harus kemana berteduh. Itulah hari akhir. Hari Allah, dan hari di mana Allah membalas semua perbuatan-perbuatan kita selama di dunia. Baik amal terpuji, maupun amal tercela. Baik orang miskin, pun orang kaya.

Yaa Allah hamba belum menyiapkan bekal untuk menghadapMU... hamba seringkali iri dengan hamba2MU yang Engkau beruntungkan, Profesor Mas'ud misalnya seorang bangladesh tetangga depan rumah kami dosen di universitas taiba yang masyaAllah baik hatinya dan ta'at ibadahnya atau Abdul Malik seorang bangladesh tetangga kami seorang penjaga imaroh, suami sy seringkali bercerita tentang ketaatannya dalam beribadah , sholat berjamaah yang selalu tepat waktu dan selalu berada di shaf terdepan, barangkali dia adalah salah satu hamba ALLAH yang ngehits di langit, sungguh kami iri kepada orang2 beruntung seperti mereka.

beri hamba kesempatan yaa Allah untuk mencapai cita2 tertinggi hamba yaitu menjadi istri sholihah.
istri sholihah dimana Engkau telah menjamin surga dari pintu manapun yang hamba mau.

Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, “Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka.” (HR. Ahmad 1: 191 dan Ibnu Hibban 9: 471. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Surga ialah suatu tempat yang telah dipersiapkan oleh Allah bagi mereka yang menaati-Nya, di dalamnya terdapat segala macam kenikmatan, kelezatan, kesenangan, kebahagiaan, dan kesejukan pandangan mata. Surga juga disebut dengan berbagai macam nama selain Al Jannah, diantaranya :  

Darus Salam (Negeri Keselamatan;lihat QS. Yunus : 25),  
Darul Khuld (Negeri yang Kekal;lihat QS. Qaaf : 34),
 Jannatun Na’im (Surga yang Penuh Kenikmatan;QS. Luqman: 8),
 Al Firdaus (QS. Al Kahfi : 108), 
dan berbagai penamaan lainnya.

“Di dalam surga terdapat delapan pintu, diantaranya adalah Ar Rayyan. Tidak ada yang memasukinya kecuali orang-orang yang berpuasa”
 “Rasulullah bersabda kepada kami bahwasanya jarak antara daun pintu ke daun pintu surga lainnya sepanjang perjalanan empat puluh tahun, dan akan datang suatu hari ketika orang yang memasukinya harus berdesakan”.

Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya surga terdiri atas seratus tingkat, jarak antara dua tingkatnya seperti jarak antara langit dan bumi, Allah menyediakannya untuk orang-orang yang berjihad di jalan-Nya”
Tingkatan surga yang paling tinggi ialah Firdaus. Nabi memerintahkan ummatnya untuk berdoa memohon Firdaus melalui sabdanya, “Jika kalian meminta pada Allah mintalah kepadaNya Firdaus, karena sesungguhnya Firdaus adalah surga yang paling utama, dan merupakan tingkatan tertinggi dari surga, di atasnya terdapat ‘Arsy Ar Rahman dan dari Firdaus itulah memancar sungai-sungai surga”
“Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya mereka mendapat tempat-tempat yang tinggi, di atasnya dibangun pula tempat-tempat yang tinggi” (QS. Az-Zumar : 20).
 Dari Abu Musa Al Asy’ari dari Nabi shallallaahu alaihi wa sallam beliau bersabda, “Sesungguhnya bagi orang-orang mukmin di dalam surga disediakan kemah yang terbuat dari mutiara yang besar dan berlubang, panjangnya 60 mil, di dalamnya tinggal keluarganya, di sekelilingnya tinggal pula orang mukmin lainnya namun mereka tidak saling melihat satu sama lain.”
“Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.” (QS. Al Waqi’ah : 20-21). Adapun buah-buahan surga adalah sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Ta’ala (yang artinya), “Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : ‘Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.’ Mereka diberi buah-buahan yang serupa” (QS. Al Baqarah : 25). 
“Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari piala (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur, (yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya” (QS. Al Insan : 5-6). 

Istri sholihah pastilah menjadi cita-cita setiap muslimah, lihat di masa sekarang masyaAllah para muslimah berlomba2 untuk mengenal islam dan menunjukkan identitasnya sebagai wanita muslimah. Tua maupun muda berusaha memenuhi perintah RobbNYA yaitu menutup aurat. adapun sudah syar'i atau belum masing2 berproses mengikuti lingkungannya, sesuai pengetahuan agamanya dan sesuai kadar imannya.

 Berbahagialah engkau muslimah yang Allah bisikkan hidayah kepadamu, satu langkah engkau menuju Allah seribu langkah Allah menyambutmu.
Tidaklah hina engkau yang sedang berproses , asalkan terus niat menuju yang lebih baik insyaAllah semua akan dimudahkan menuju kebaikan yang sesungguhnya. Begitupun engkau yang sudah baik jagalah imanmu, agar kebaikan tetap ada padamu hingga ajal menjemputmu. 

Diceritakan dari Abi Hurairoh dari Nabi SAW," perempuan yang paling baik adalah perempuan yang ketika engkau pandang maka ia menyenangkanmu, ketika engkau perintah ia mematuhimu, ketika engkau pergi ia akan menjaga hartamu dan dirinya, kemudian Nabi membaca ayat 34 dari Surat An-Nisa'.

Menjaga diri dan kemaluan bagi wanita tampaknya menjadi gampang -gampang susah bagi sebagian muslimah. Terlebih di era jepret and share dimana kamera dan sosmed selalu ada pada genggaman kita, dibumbui dengan menariknya muslimah lain yang telah lebih dulu mencontohkannya, aduhai tak tahan hati untuk tidak mengikuti. Apalagi jika semua fasilitas di miliki , saatnya syaitan beraksi membisiki, "ayo ikutan!!! kamu bisa lebih ngehits daripada dia"

Hits di bumi tampaknya sedang menjadi cita2 banyak wanita di negeri kita. Mengupload foto diri dengan pose, make up, busana dan aksesoris tercantik yang dimiliki hingga ratusan bahkan ribuan foto. siapa yang hendak engkau pikat ukhti?

Tahukah engkau wahai saudariku muslimah, bahwa Islam telah mengajarkan pada kita bagaimana cara berhias yang syar’i bagi seorang wanita? Sungguh Islam adalah agama yang sempurna. Islam tidak sepenuhnya melarang seorang wanita ‘tuk berhias, justru ia mengajarkan cara berhias yang baik tanpa harus merugikan, apalagi merendahkan martabat wanita itu sendiri.

Wanita hendaknya menghindari perbuatan tabarruj. Di antara maknanya adalah berlebihan dalam menampakkan perhiasan dan kecantikan, seperti: kepala, wajah, leher, dada, lengan, betis, dan anggota tubuh lainnya, atau menampakkan perhiasan tambahan. Imam asy-Syaukani berkata, “At-Tabarruj adalah dengan seorang wanita menampakkan sebagian dari perhiasan dan kecantikannya yang (seharusnya) wajib untuk ditutupinya, yang mana dapat memancing syahwat (hasrat) laki-laki” 
Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu …” (QS. Al-Ahzaab, 33: 33).
“Wanita itu aurat, apabila ia keluar (dari rumahnya) setan senantiasa mengintainya” (HR Tirmidzi, dinilai shahih oleh al-Albani).
Baginda nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap wanita yang menggunakan wewangian, kemudian ia keluar dan melewati sekelompok manusia agar mereka dapat mencium bau harumnya, maka ia adalah seorang pezina, dan setiap mata itu adalah pezina.” (Riwayat Ahmad, an-Nasa’i, dan al-Hakim dari jalan Abu Musa al-Asy‘ari radhiyallahu ‘anhu)
Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah mereka menampakka perhiasannya, kecuali kepada suami mereka atau ayah mereka atau ayah suami mereka atau putra-putra mereka atau putra-putra suami mereka atau saudara-saudara lelaki mereka atau putra-putra saudara perempuan mereka,atau wanita-wanita mereka, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.’” (QS. An-Nuur, 24: 31).
Dan aku melihat neraka. Aku belum pernah sama sekali melihat pemandangan seperti hari ini. 
Dan aku lihat ternyata mayoritas penghuninya adalah para wanita.” Mereka bertanya, “Kenapa para wanita menjadi mayoritas penghuni neraka, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Disebabkan kekufuran mereka.” Ada yang bertanya kepada beliau, “Apakah para wanita itu kufur kepada Allah?” Beliau menjawab, “(Tidak, melainkan) mereka kufur kepada suami dan mengkufuri kebaikan (suami). Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang istri kalian pada suatu waktu, kemudian suatu saat ia melihat darimu ada sesuatu (yang tidak berkenan di hatinya) niscaya ia akan berkata, ‘Aku sama sekali belum pernah melihat kebaikan darimu’.” (HR. Bukhari no. 5197 dan Muslim no. 907).

 Tanyakan pada suamimu saudariku , dalam hati kecilnya ridhokah ia jika kecantikan istrinya di nikmati banyak pria? 

 Coba pandangilah wajah suamimu, wajah seseorang yang sehari-hari memikirkanmu, lihatlah kakinya penuh pecah, demi melangkah memenuhi kebutuhanmu, lihat dialah seseorang yang meninggalkan ibunya demi bersamamu. Bahagiakanlah... 
Mudahkanlah tanggung jawabnya untuk membawamu dan keluargamu terhindar dari api neraka.

 “Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Surah At Tahrim ayat 6)

Barangkali diantara kita sekarang hanya berfikir untuk enak di dunia saja dan lupa bahwa mereka juga harus enak di akhirat.  Masa hidup yang sekarang yang akan menentukan enak atau tidaknya kehidupan kita di alam selanjutnya... 


Neraka disiapkan Allah bagi orang-orang yang mengkufuri-Nya, membantah syariat-Nya, dan mendustakan Rasul-Nya. Bagi mereka adzab yang pedih, dan penjara bagi orang-orang yang gemar berbuat kerusakan. Itulah kehinaan dan kerugian yang paling besar. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.” (QS. Ali Imran : 192). Demikian pula firman Allah Ta’ala,“Katakanlah: “Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat.” Ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.” (QS. Az Zumar : 15). Itulah seburuk-buruk tempat kembali. “Sesungguhnya jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman.” (QS. Furqan : 66)
An Naar, neraka secara bahasa ialah kobaran api (al lahab) yang panas dan bersifat membakar. Secara istilah bermakna, suatu tempat yang telah disiapkan Allah subhanahu wa ta’ala bagi orang-orang yang mendurhakai-Nya. 

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),“Sesungguhnya Allah mela’nati orang-orang kafir dan menyediakan bagi mereka api yang menyala-nyala (neraka)” (QS. Al Ahzab : 64).

 Neraka memiliki beragam nama selain an naar, diantaranya 
 Jahannam (lihat QS. An Naba’ : 21-22), 
 Al Jahim (QS. An Naziat : 36),  
As Sa’ir (QS. Asy Syura : 7), 
 Saqar (QS. Al Mudatsir : 27-28),  
Al Huthomah (QS. Al Humazah : 4), dan 
 Al Hawiyah (QS. Al Qari’ah : 8-11)
“Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka.” (QS. Al Hijr : 44). Pintu yang dimaksud ialah bertingkat ke bawah, hingga ke bawahnya lagi, disediakan sesuai dengan amal keburukan yang telah dikerjakan, sebagaimana ditafsirkan oleh Syaikh As Sa’diy.
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu anhu, “Kami bersama Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam, tiba-tiba terdengar suara benda jatuh. Maka Nabi shallallaahu alaihi wa sallam bertanya, ‘Tahukah kalian apakah itu?’ Kami pun menjawab, ‘Allah dan RasulNya lebih mengetahui’. Rasulullah berkata, ‘Itu adalah batu yang dilemparkan ke dalam neraka sejak tujuh puluh tahun lalu. Batu itu jatuh ke dalam neraka, hingga baru mencapai dasarnya tadi’.
“Peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir” (QS. Al Baqarah : 24). Batu yang dimaksud dalam ayat ini ditafsirkan oleh Ibnu Abbas dan sebagian besar pakar tafsir dengan belerang, dikarenakan sifatnya yang mudah menyala lagi busuk baunya. Sebagian pakar tafsir juga berpendapat bahwa yang dimaksud batu di sini, ialah berhala-berhala yang disembah, sebagaimana Allah berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah, adalah umpan Jahannam, kamu pasti masuk ke dalamnya.” (QS. Al Anbiya : 98)
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu anhu beliau berkata, “Rasulullah shallallaahu alaihi wa salam bersabda, ‘Api kalian, yang dinyalakan oleh anak Adam, hanyalah satu dari 70 bagian nyala api Jahannam. Para shahabat kemudian mengatakan, ‘Demi Allah! Jika sepanas ini saja niscaya sudah cukup wahai Rasulullah! Rasulullah menjawab, ‘Sesungguhnya masih ada 69 bagian lagi, masing-masingnya semisal dengan nyala api ini’”.
Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar” (QS. Al Ghasiyah : 6-7). Ibnu Katsir rahimahullah membawakan perkataan Ali bin Abi Thalhah, dari Ibnu Abbas, “Itu adalah pohon dari neraka”. Said bin Jubair berkata, “Itu adalah Az Zaqum (pepohonan berduri bagi makanan penghuni neraka)”. Ada pula yang berpendapat bahwa yang dimaksud ialah batu.
Di hadapannya ada Jahannam dan dia akan diberi minuman dengan air nanah, diminumnnya air nanah itu dan hampir dia tidak bisa menelannya” (QS. Ibrahim : 16-17). Yaitu mereka diberi air yang amatlah busuk baunya lagi kental, maka merekapun merasa jijik dan tidak mampu menelannya. “Diberi minuman dengan hamiim (air yang mendidih) sehingga memotong ususnya” (QS. Muhammad : 47). Hamiim ialah air yang mendidih oleh panasnya api Jahannam, yang mampu melelehkan isi perut dan menceraiberaikan kulit mereka yang meminumnya. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka)” (QS. Al Hajj : 20).
“Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhan-mu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa”
(Ali Imran 133).


       Analisa Silmy
Madinah al Munawwarah
        7 Mei 2016







0 komentar:

Posting Komentar

 

Flickr Photostream